Kamis, 02 Februari 2012

Ulumul Quran




Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengentar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya.Lama al-quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.
FUNGSI AL-QUR’AN
1.Petunjuk bagi Manusia.
Allah swt menurunkan Al-Qur’ansebagai petujuk umar manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185 (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)

2. Sumber pokok ajaran islam.
Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum,ibadah,ekonomi,politik,social,budaya,pendidikan,ilmu pengethuan dan seni.
3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu,baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
4. sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw.
Fungsi Al-Qur’an
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu
4. Sebagai Obat

http://www.jkmhal.com/quran/images/17/17_82.png
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan (Alquran itu) tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (Al-Isra' (17): 82).
MUNASABAH AL QUR’AN
A. Pengertian munasabah
1. Secara Etimologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Munasabah berarti cocok, sesuai, tepat benar, kesesuaian, kesamaan.Adapun Menurut IMAM AL ZARKASYI kata munasabah menurut bahasa adalah mukorobah [mendekati], seperti dalam contoh kalimat : Fulan yunasibu fulan (fulan mendekati / menyerupai fulan). Kata nasib adalah kerabat dekat, seperti dua saudara saudara sepupu, dan semacamnya. Jika keduanya munasabah dalam pengertian saling terkait, maka dinamakan qarabah (kerabat).
2. Secara Terminologi
Munasabah merupakan satu disiplin ilmu yg membicarakan tentang pertautan antara ayat-ayat Al-Qur’an atau antara surah-surahnya berdasarkan penyusunan dalam mushaf. IMAM ZARKASYI sendiri memaknai munasabah sebagai ilmu yang mengaitkan pada bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya. Pendapat lain mengatakan bahwa munasabah merupakan sebuah ilmu yang digunakan untuk mengetahui alasan-alasan penertiban bagian-bagian dari al-Qur’an. Istilah lain yang digunakan ulama untuk munasabah sangat banyak, antara lain Irthibath, Ittishal, Ta’li,l Ta’alul, dan  Tartib. Istilah tersebut memiliki kesamaan  pengertian yaitu hubungan, relevansi dan kaitan.

ILMU MUNASABAH AL-QUR’AN
Pengertian Ilmu Munasabah
Di sudut bahasa, al-munasabah berarti al-musyakalah (saling menyerupai) dan al-muqarabah (saling mendekati).
Di sudut istilah, al-munasabah berarti adanya keserupaan dan kedekatan di antara kalimah-kalimah, ayat-ayat dan surah-surah al-Quran yang membawa kepada wujudnya hubungan perkara-perkara tersebut. Hubungan tersebut samada berbentuk kaitan pada makna ayat-ayat seperti hubungan sebab dan musabbab, hubungan kesetaraan dan hubungan perlawanan. Al-Munasabah juga terdapat dalam bentuk penguatan, penafsiran dan penggantian.
Al-Munasabah antara kalimah-kalimah, ayat-ayat dan surah-surah al-Quran ialah: bentuk-bentuk pertautan dan keterikatan antara satu sama lain bersesuaian dengan susun atur bacaan dalam mushaf al-Quran.
Oleh itu, Ilmu al-Munasabah adalah suatu ilmu bagi mengetahui bentuk-bentuk susunan al-Quran dan ‘illah-‘illahnya.
JENIS-JENIS MUNASABAH
i-   munasabah antara surah dengan surah;
ii-   munasabah antara nama surah dengan kandungannya;
iii-  munasabah antara himpunan ayat-ayat dalam surah yang sama;
iv-  munasabah antara ayat dengan ayat dan hubungan  antara satu dengan lainnya;
v-  munasabah antara kalimah dengan kalimah.

URGENSI DAN MANFAAT DARI MEMPELAJARI MUNASABAH
Sebagaimana  Asbab An-Nuzul, munasabah sangat berperan dalam memahami Al-Qur'an. Dalam hal ini Muhammad Abdullah Darraz berkata:”Sekalipun permasalahan yang diungkapkan oleh surat-surat itu banyak, semuanya merupakan satu kesatuan pembicaraan yang awal dan akhirnya saling berkaitan. Maka bagi orang yang hendak memahami sistematika surat, semestinya ia memperhatikan keseluruhannya,sebagaimana juga memperhatikan segala permasalahannya.”
Maka, dalam mempelajari Munasabah ini banyak sekali kegunaannya, sebagaimana diuraikan di bawah ini:
1. Dapat mengembangkan bagian anggapan orang bahwa tema-tema Al-Qur'an       kehilangan relevansi antara satu bagian dengan bagian lainnya
2. Mengetahui hubungan antara bagian surat Al-Qur'an, baik antar kalimat,antar ayat,maupun antar surat, sehingga lebih  memperdalam pengetahuan dan penenalaterhadap kitab Al-Qur'an sehingga memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan   dan             kemukjizatannya.
3.  Dapat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Bila tidak ditemukan Asbabun nuzulnya. Setelah diketahui hubungan suatu kalimat atau suatu            ayat dengan kalimat atau ayat yang lain,.
4. Untuk memahami keutuhan, keindahan, dan kehalusan bahasa, serta dapat          membantu dalam memahami ketuhan Al-Qur'an.

1. QIRO’AH AL QUR’AN
A. Pengertian qiro’ah
Qiro’ah adalah ilmu yng mempelajari cara-cara mengucapkan kata-kata al-qur’an dan perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya.. Jadi dalam membaca Al qur’an kita akan menjumpai beberapa bacaan yang berbeda dalam membaca  al qur’an. Tiap – tiap qoro’ah ada imam nya masing-masing. Hal tersebut tidak mempengaruhi arti dalam al qur’an karena para imam – imam tersebut mengambil ilmu qiro’ah nya langsung dari beliau nabi Muhammad saw.telah di sebutkan dalam hadits nabi,antara lain :
1. “ Jibril membacakan (Al-Qur’an) kepadaku dengan satu huruf. Kemudian berulang kali aku meminta agar huruf itu ditambah, dan ia pun menambahnya kepadaku sampai dengan tujuh huruf “. [HR Bukhari – Muslim]
B. Macam – macam qiro’ah
1. Qiro’at Sab’ah ( Qiro’at tujuh ) adalah imam-imam qiro’at ada tujuh orang, yaitu:
a. ‘Abdullah bin Katsir Ad-Dari (w.120 H ) dari Mekkah.
b. Nafi’ bin ‘Abdurrahman bin Abu Na’im (w .169 H ).dari madinah
c. ‘Abdullah Al-yashibi (w.118 H ) dari Syam
d. Abu Amar (w.154 H ) dari Irak
e. Ya’kub (w.205 H ) dari Irak
f. Hamzah (w.188 )
g. ‘Ashim (w.127 H )
2. Qiro’ah Asyiroh adalah qiro’ah sab’ah ditambah dengan 3 imam yaitu: Abu Ja’far, Ya’kub bin Ishaq, kalaf bin hisyam
3. Qiro’ah Arba Asyiroh (qiro’ah empat belas) yaitu qiro’ah sepuluh ditambah dengan 4 imam yaitu Al-hasan al basri, muhammad bin abdul rohman,yahya bin mubarok,Abu fajr muhammad bin ahmad.
Dari segi kualitas qiro’ah dapat dibagi menjadi :
1. Qiro’ah Mutawwatir yaitu qiro’ah yang disampakan kelompok orang yang sanatnya tidak berbuat dusta
2. Qiro’ah Mashur yaitu qiro’ah yang memiliki sanad sahih dan mutawatir
3. Qiro’ah ahad yaitu memiliki sanad sahih tapi menyalahi tulisan mushaf usmani dan kaidah bahasa Arab
4. Qiro’ah Maudhu yaitu palsu
5. Qiroah Syadz Yaitu menyimpang
6. Qiro’ah yang menyerupai hadist mudroj (sisipan)

Senin, 30 Januari 2012

Mata Kuliah Bahasa Arab

أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA

Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1.    Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د
2.    Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
3.    Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1.    ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda".
Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2.    FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja".
Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3.    HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas".
Contoh: فِيْ (= di, dalam)
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.
اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu:
مُحَمَّد - آدَم
مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)

Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Contoh Isim Mudzakkar    Contoh Isim Muannats
عِيْسَى     (= 'Isa)    مَرْيَم    (= Maryam)
اِبْنٌ    (= putera)    بِنْتٌ    (= puteri)
بَقَرٌ    (= sapi jantan)    بَقَرَةٌ    (= sapi betina)
بَحْرٌ    (= laut)    رِيْحٌ    (= angin)
Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
1.    Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
2.    Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
3.    Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'),  سَمْرَاء (=pirang)

Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)

Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)
مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Mufrad    Tarjamah    Mutsanna    Tarjamah
رَجُلٌ    = seorang laki-laki    رَجُلاَنِ    = dua orang laki-laki
جَنَّةٌ    = sebuah kebun    جَنَّتَانِ    = dua buah kebun
مُسْلِمٌ    = seorang muslim    مُسْلِمَانِ    = dua orang muslim
مُسْلِمَةٌ    = seorang muslimah    مُسْلِمَتَانِ    = dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
Mufrad    Tarjamah    Jamak    Tarjamah
اِبْنٌ    = seorang putera    بَنُوْنَ    = putera-putera
بِنْتٌ    = seorang puteri    بَنَاتٌ    = puteri-puteri
مُسْلِمٌ    = seorang muslim    مُسْلِمُوْنَ    = muslim-muslim
مُسْلِمَةٌ    = seorang muslimah    مُسْلِمَاتٌ    = muslimah-muslimah
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
Mufrad    Tarjamah    Jamak    Tarjamah
رَسُوْلٌ    = seorang rasul    رُسُلٌ    = rasul-rasul
عَالِمٌ    = seorang alim    عُلَمَاءُ    = orang-orang alim
رَجُلٌ    = seorang laki-laki    رِجَالٌ    = para laki-laki
اِمْرَأَةٌ    = seorang perempuan    نِسَاءٌ    = perempuan-perempuan

اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)

Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1.    Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2.    Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)

Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1.    هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini).
Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
 
2.    ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu).
Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1.    هَذَا menjadi هَذَانِ.
Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
 
2.    هَذِهِ menjadi هَتَانِ.
Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)
 
3.    ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ.
Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
 
4.    تِلْكَ menjadi تَانِكَ.
Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)

Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1.    Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh.

Contoh dalam kalimat:
 هَذِهِ كُتُبٌ(= ini buku-buku);
هَذِهِ مَجَلاَّتٌ (= ini majalah-majalah)
 تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku);
تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (= itu majalah-majalah)

 
2.    Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan أُولَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh.

Contoh dalam kalimat:
 هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa);
هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (= ini siswi-siswi)
 أُولَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa);
أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (= itu siswi-siswi)
اِسْم مَوْصُوْل
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)

Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang".
Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I    جَاءَ الْمُدَرِّسُ
    = datang guru itu
   
Kalimat II    اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ
    = guru itu mengajar Fiqh
   
Kalimat III    جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ يَدْرُسُ الْفِقْهَ
    = datang guru yang mengajar Fiqh
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ

________________________________________
 
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka: الَّذِيْ menjadi: الَّتِيْ
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ
= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu

________________________________________
 Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
1) الَّذِيْ menjadi:  الَّذَانِ sedangkan  الَّتِيْ menjadi:  الَّتَانِ
جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
= datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh itu

جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
= datang dua orang guru (pr) yang mengajar Fiqh

________________________________________
 Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
1) الَّذِيْ menjadi:  الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ  menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ الْفِقْهَ
= datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu

جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ الْفِقْهَ
= datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu

نَكِرَة - مَعْرِفَة
NAKIRAH (Sebarang) - MA'RIFAH (Tertentu)

Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1.    ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
 
2.    ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).

Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً  ٍ  ٌ  ). Sedangkan
Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya.
Contoh Isim Nakirah:
بَيْتٌ  (= sebuah rumah),
وَلَدٌ  (= seorang anak)
Contoh Isim Ma'rifah:
اَلْبَيْتُ  (= rumah itu),
اَلْوَلَدُ (= anak itu)
Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ.
= Itu sebuah rumah. Rumah itu baru.

جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ.
= Datang seorang anak. Anak itu sopan.

Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah:
1.    ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.

Contoh:
أَحْمَدُ  (= Ahmad),
عَلِيٌّ (= Ali),
مَكَّةُ (= Makkah)
 
2.    ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.

Contoh:
أَنَا  (= aku, saya),
نَحْنُ (= kami, kita),
هُوَ (= ia, dia)
SIFAT - MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati)
MUDHAF - MUDHAF ILAIH (Kata Majemuk)
MUBTADA' - KHABAR (Subjek dan Predikat)

Berkaitan dengan Nakirah dan Ma'rifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui perbedaannya dengan baik. Yaitu:
1. SHIFAT ( صِفَة ) dan MAUSHUF ( مَوْصُوْف )
Bila rangkaian dua buah Isim atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau semuanya dalam keadaan Ma'rifah (alif-lam) maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang disifati) sedang yang di belakang adalah Shifat.
بَيْتٌ جَدِيْدٌ
= (sebuah) rumah baru
    
اَلْبَيْتُ الْجَدِيْدُ
= rumah yang baru
    
بَيْتٌ كَبِيْرٌ وَاسِعٌ
= (sebuah) rumah besar lagi luas
  
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ الْوَاسِعُ
= rumah yang besar lagi luas
 
2. MUDHAF ( مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH ( مُضَاف إِلَيْه )
Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Contoh:
بَيْتُ الْمُدَرِّسِ
(=buku guru)

بَيْتُ زَيْدٍ
(=rumah Zaid) --> Zaid = Isim 'Alam (Ma'rifah)

مِفْتَاحُ بَيْتِ الْمُدَرِّسِ
(=kunci rumah guru)

Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:
مُسْلِمَا الْجَاوِيِّ
(=dua muslim Jawa)

مُسْلِمُو الْجَاوِيِّ
(=muslimin Jawa)

مُسْلِمَا dari kata مُسْلِمَانِ (=dua orang muslim) --> Mutsanna
مُسْلِمُو dari kata مُسْلِمُوْنَ (=orang-orang muslim) --> Jamak Salim
Baik Shifat-Maushuf maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah merupakan sebuah JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna. Berikut ini kita akan mempelajari sebuah pola Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna).
3. MUBTADA' ( مُبْتَدَأ ) dan KHABAR ( خَبَر )
Sebuah JUMLAH ISMIYYAH (جُمْلَة اِسْمِيَّة) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada' dalam keadaan Ma'rifah sedangkan seluruh Khabar (Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan contoh kalimat-kalimat di bawah ini:
Jumlah Ismiyyah    Mubtada'    Khabar
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ    اَلْبَيْتُ     كَبِيْرٌ
(=rumah itu besar)    (=rumah itu)    (=besar)
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ    اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ    غَالٌ
(=rumah yang besar itu mahal)    (=rumah yang besar itu)    (=mahal)
بَيْتُ الْكَبِيْرِ جَمِيْلٌ    بَيْتُ الْكَبِيْرِ    جَمِيْلٌ
(=rumah besar itu indah)    (=rumah besar itu)    (= indah)
مِفْتَاحُ بَيْتِ الْكَبِيْرِ صَغِيْرٌ    مِفْتَاحُ بَيْتِ الْكَبِيْرِ    صَغِيْرٌ
(=kunci rumah besar itu kecil)    (=kunci rumah besar itu)    (=kecil)
Dari contoh kalimat di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.    Baik Mubtada' maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata ataupun lebih.
2.    Mubtada' pada umumnya selalu dalam keadaan Ma'rifah.
3.    Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan Nakirah.
4.    Mubtada' yang terdiri dari beberapa kata bisa merupakan Shifat-Maushuf (contoh kalimat II) maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih (contoh kalimat III dan IV)
Sebagai penutup, untuk mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih dan Mubtada'-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola tersebut dalam kalimat sederhana di bawah ini:
Shifat-Maushuf    Mudhaf-Mudhaf Ilaih    Mubtada'-Khabar
بَيْتٌ جَدِيْدٌ    بَيْتُ الْجَدِيْدِ    اَلْبَيْتُ جَدِيْدٌ
(sebuah rumah baru)    (rumah baru)    (rumah itu baru)
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ    بَيْتُ الْكَبِيْرِ    اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
(rumah yang besar)    (rumah besar)    (rumah itu besar)

ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)

Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ
 = Ahmad menyayangi anak-anak
 
هُوَ يَرْحَمُهُمْ
= Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1.    DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
2.    DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka):
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab
ضَمِيْر رَفْع
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)

Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1.    MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau pembicara (orang pertama).
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
 
2.    MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.
 
3.    GHAIB ( غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.
Hafalkanlah keduabelas bentuk Dhamir Rafa' di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya!
ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)

Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir Rafa'    Dhamir Nashab         Dhamir Rafa'    Dhamir Nashab
أَنَا     ي         أَنْتُنَّ     كُنَّ
نَحْنُ     نَا         هُوَ     هُ
أَنْتَ     كَ         هِيَ     هَا
أَنْتِ     كِ         هُمَا     هُمَا
أَنْتُمَا     كُمَا         هُمْ     هُمْ
أَنْتُمْ     كُمْ         هُنَّ     هُنَّ
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ
= saya seorang muslim, agamaku Islam

نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ
= kami orang-orang muslim, agama kami Islam

أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ
= engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam

أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ
= engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam

2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا
= kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua
 
أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ
= kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian
 
أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ
= kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian

هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ
= dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya

3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
هِيَ مُسْلِمَةٌ، عَلَيْهَا السَّلاَمُ
= dia (pr) adalah seorang muslimah, atasnya keselamatan
 
هُمَا مُسْلِمَانِ، عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ
= mereka berdua adalah muslim, atas mereka berdua keselamatan

هُمْ مُسْلِمُوْنَ، عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
= mereka (lk) adalah muslimin, atas mereka keselamatan

هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، عَلَيْهِنَّ السَّلاَمُ
= mereka (pr) adalah muslimat, atas mereka keselamatan

Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ (=rumahku) --> بَيْتٌ [Mudhaf] + ي [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) --> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]
Hafalkanlah semua Dhamir Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya!
فِعْل
FI'IL (Kata Kerja)

Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FI'IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau.
2. FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( فَاعِل ) atau Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Dhamir    Fi'il Madhy    Fi'il Mudhari'    Tarjamah
أَنَا    فَعَلْتُ    أَفْعَلُ    = saya mengerjakan
نَحْنُ    فَعَلْنَا    نَفْعَلُ    = kami mengerjakan
أَنْتَ    فَعَلْتَ    تَفْعَلُ    = engkau (lk) mengerjakan
أَنْتِ    فَعَلْتِ    تَفْعَلِيْنَ    = engkau (pr) mengerjakan
أَنْتُمَا    فَعَلْتُمَا    تَفْعَلاَنِ    = kamu berdua mengerjakan
أَنْتُمْ    فَعَلْتُمْ    تَفْعَلُوْنَ    = kalian (lk) mengerjakan
أَنْتُنَّ    فَعَلْتُنَّ    تَفْعَلْنَ    = kalian (pr) mengerjakan
هُوَ    فَعَلَ    يَفْعَلُ    = dia (lk) mengerjakan
هِيَ    فَعَلَتْ    تَفْعَلُ    = dia (pr) mengerjakan
هُمَا    فَعَلاَ    يَفْعَلاَنِ    = mereka berdua (lk) mengerjakan
هُمَا    فَعَلَتَا    تَفْعَلاَنِ    = mereka berdua (pr) mengerjakan
هُمْ    فَعَلُوْا    يَفْعَلُوْنَ    = mereka (lk) mengerjakan
هُنَّ    فَعَلْنَ    يَفْعَلْنَ    = mereka (pr) mengerjakan
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI'LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة ) atau Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja).
1) Untuk Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ).
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
اَلْمُسْلِمُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ        = muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَةُ دَخَلَتِ الْمَسْجِدَ        = muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَانِ دَخَلاَ الْمَسْجِدَ        = dua muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَتَانِ دَخَلَتَا الْمَسْجِدَ        = dua muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمُوْنَ دَخَلُوا الْمَسْجِدَ        = kaum muslimin memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَاتُ دَخَلْنَ الْمَسْجِدَ        = kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:
اَلْمُسْلِمُ يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ        = muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَةُ تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ        = muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَانِ يَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ        = dua muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَتَانِ تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ        = dua muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمُوْنَ يَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ        = kaum muslimin memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَاتُ يَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ        = kaum muslimat memasuki masjid
b. Sedangkan bila Fi'il mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( ت تَأْنِيْث ) atau "Ta Penanda Muannats" pada Fi'il yang Fa'il-nya adalah Muannats.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:
دَخَلَ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ    = muslim itu memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ    = muslimah itu memasuki masjid
دَخَلَ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ    = dua muslim itu memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ    = dua muslimah itu memasuki masjid
دَخَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ    = kaum muslimin memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ    = kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:
يَدْخُلُ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ    = muslim itu memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ    = muslimah itu memasuki masjid
يَدْخُلُ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ    = dua muslim itu memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ    = dua muslimah itu memasuki masjid
يَدْخُلُ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ    = kaum muslimin memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ    = kaum muslimat memasuki masjid
2) Untuk Fa'il lainnya ( أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا )
tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Fi'il Madhy    Fi'il Mudhari'
دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ    (أَنَا) أَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
saya telah memasuki masjid    saya memasuki masjid
     
دَخَلْنَا الْمَسْجِدَ    (نَحْنُ) نَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
kami telah memasuki masjid    kami memasuki masjid
    
دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ    (أَنْتَ) تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
engkau telah memasuki masjid    engkau memasuki masjid
      
دَخَلْتِ الْمَسْجِدَ    (أَنْتِ) تَدْخُلِيْنَ الْمَسْجِدَ
engkau (pr) telah memasuki masjid    engkau (pr) memasuki masjid
    
دَخَلْتُمَا الْمَسْجِدَ    (أَنْتُمَا) تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
kamu berdua telah memasuki masjid    kamu berdua memasuki masjid
    
دَخَلْتُمُ الْمَسْجِدَ    (أَنْتُمْ) تَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ
kalian (lk) telah memasuki masjid    kalian (lk) memasuki masjid
    
دَخَلْتُنَّ الْمَسْجِدَ    (أَنْتُنَّ) تَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ
kalian (pr) telah memasuki masjid    kalian (pr) memasuki masjid
    
Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Madhy dan Fi'il Mudhari' dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits
فِعْل اْلأمْر
FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah)

Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
Fa'il    Fi'il Amar        Tarjamah
أَنْتَ    اِفْعَلْ        = (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ    اِفْعَلِيْ        = (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا    اِفْعَلاَ        = (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ    اِفْعَلُوْا        = (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ    اِفْعَلْنَ        = (kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ        = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ        = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا        = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ        = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ        = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ        = dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ        = dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا        = dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ        = dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ        = dirikanlah shalat kalian (pr)
Dari fi'il كَبَّرَ (=membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
كَبِّرْ رَبَّكَ        = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
كَبِّرِيْ رَبَّكِ        = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
كَبِّرَا رَبَّكُمَا        = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua
كَبِّرُوْا رَبَّكُمْ        = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
كَبِّرْنَ رَبَّكُنَّ        = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ    +    أَقِمْ    =    أَقِمِ الصَّلاَةَ   
(=shalat)         (=dirikanlah)         (=dirikanlah shalat)   
Carilah contoh-contoh Fi'il Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
فِعْل النَّهْي
FI'IL NAHY (Kata Kerja Larangan)

Fi'il Nahy atau "kata kerja larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il Amar. Untuk membentuk Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan harf لاَ (=jangan) dan memasukkan huruf  تَ di awal Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:
Fa'il    Fi'il Amar    Fi'il Nahy        Tarjamah
أَنْتَ    اِفْعَلْ    لاَ تَفْعَلْ        = jangan (engkau -lk) kerjakan
أَنْتِ    اِفْعَلِيْ    لاَ تَفْعَلِيْ        = jangan (engkau -pr) kerjakan
أَنْتُمَا    اِفْعَلاَ    لاَ تَفْعَلاَ        = jangan (kamu berdua) kerjakan
أَنْتُمْ    اِفْعَلُوْا    لاَ تَفْعَلُوْا        = jangan (kalian -lk) kerjakan
أَنْتُنَّ    اِفْعَلْنَ    لاَ تَفْعَلْنَ        = jangan (kalian -pr) kerjakan
Contoh dalam kalimat:
Dari fi'il خَافَ (= takut) dan fi'il حَزِنَ (= sedih) menjadi Fi'il Nahy:
لاَ تَخَفْ وَلاَ تَحْزَنْ        = jangan (engkau -lk) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَافِيْ وَلاَ تَحْزَنِيْ        = jangan (engkau -pr) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَافَا وَلاَ تَحْزَنَا        = jangan (kamu berdua) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا        = jangan (kalian -lk) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَفْنَ وَلاَ تَحْزَنَّ        = jangan (kalian -pr) takut dan jangan sedih

فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل مَجْهُوْل
FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)

Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh berikut ini:
Abubakar membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:
ضَرَبَ عُمَرُ    ضُرِبَ عُمَرُ
(= Umar memukul)    (= Umar dipukul)
Fi'il  ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).
Fi'il  ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau Pengganti Fa'il (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku).
Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut:
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fi'il Madhy dan menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'.
Fi'il Madhy    Fi'il Mudhari'
Fi'il Ma'lum    Fi'il Majhul    Fi'il Ma'lum    Fi'il Majhul
فَعَلَ     فُعِلَ     يَفْعَلُ    يُفْعَلُ
Contoh-contoh dalam kalimat:
Fi'il Madhy أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi'il Majhul أُمِرَ (=diperintah):
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ        = aku diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْنَا أَنْ نَعْبُدَ اللهَ        = kami diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ        = engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي اللهَ        = engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُمَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ        = kamu berdua diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ        = kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُنَّ أَنْ تَعْبُدْنَ اللهَ        = kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ        = dia (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَتْ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ        = dia (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَا أَنْ يَعْبُدَا اللهَ        = mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَتَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ        = mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرُوْا أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ        = mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْنَ أَنْ يَعْبُدْنَ اللهَ        = mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah
Fi'il Mudhari' يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi'il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):
أُعْرَفُ بِكَلاَمِيْ        = aku dikenal dari bicaraku
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا        = kami dikenal dari bicara kami
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ        = engkau (lk) dikenal dari bicaramu
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ        = engkau (pr) dikenal dari bicaramu
تُعْرَفَانِ بِكَلاَمِكُمَا        = kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua
تُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِكُمْ        = kalian (lk) dikenal dari bicara kalian
تُعْرَفْنَ بِكَلاَمِكُنَّ        = kalian (pr) dikenal dari bicara kalian
يُعْرَفُ بِكَلاَمِهِ        = dia (lk) dikenal dari bicaranya
تُعْرَفُ بِكَلاَمِهَا        = dia (pr) dikenal dari bicaranya
يُعْرَفَانِ بِكَلاَمِهِمَا        = mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka
يُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِهِمْ        = mereka (lk) dikenal dari bicara mereka
يُعْرَفْنَ بِكَلاَمِهِنَّ        = mereka (pr) dikenal dari bicara mereka

حَرْف
HARF (Kata Tugas)

Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.
Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain.
Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:
1. Beberapa Harf, seperti بِـ (=dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:
أَعُوْذُ بِاللهِ
= aku berlindung kepada Allah

كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا
cukuplah Allah (sebagai) saksi =

2. Harf  وَ  mempunyai dua fungsi: 
a) ATHAF (عَطْف) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:
ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ
= Ahmad dan Ali telah pergi
b) QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
وَالْعَصْرِ
= demi waktu (Ashar)
Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama makhluq.
3. Harf  Lam لـ  juga mempunyai beberapa fungsi:
a) MILIK (مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ
= kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
b) TA'LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ لِلتَّعْلِيْمِ
= saya pergi ke sekolah untuk belajar
c) AMAR (أَمْر) atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ
= hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:
لَأَقُوْلُ قَوْلَ الْحَقِّ
= sungguh aku akan berkata perkataan yang benar
4. NUN TAUKID ( نُوْن تَوْكِيْد ) atau "Nun Penegasan" adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di belakang Fi'il Mudhari' dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan contoh di bawah ini:
لَأَقُوْلَنَّ قَوْلَ الْحَقِّ
= sungguh aku pasti akan mengatakan perkataan yang benar
 
لَتُبْلَوُنَّ فِيْ أَمْوَالِكُمْ
= sungguh kalian pasti akan diuji dalam (urusan) harta kalian

4. Harf  إِنْ  mempunyai dua macam arti:
a) Berarti "jika". Contoh:
إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ
= jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian.
b) Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ  (=kecuali). Contoh:
إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُوْنَ
= tidak lain kalian hanyalah berdusta
5. Harf  لاَ  juga ada dua macam:
a. NAFY (نَفْي) atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
= tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah
b. NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
لاَ تَعْبُدُوْا إِلاَّ اللهَ
= jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah

أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)

Di bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat beserta contoh jawabannya:
Kata Tanya    Contoh Kalimat Tanya    Contoh Jawaban
هَلْ / أَ    هَلْ أََنْتَ مَرِيْضٌ ؟    لاَ، أَنَا فِيْ صِحَّةٍ
(=apakah)    (=apakah engkau sakit?)    (=tidak, saya sehat)
        
مَاذَا / مَا    مَاذَا تَكْتُبُ ؟     أَكْتُبُ رِسَالَةً
(=apa)    (=apa yang kau tulis?)    (=aku menulis surat)
        
مَنْ ذَا / مَنْ    مَنْ كَتَبَ هَذَا ؟    أَحْمَدُ كَتَبَ هَذَا
(=siapa)    (=siapa yang menulis ini?)    (=Ahmad yang menulis ini)
        
أَيَّةُ / أَيُّ    أَيُّ قَلَمٍ تُحِبُّ ؟    أُحِبُّ قَلَمَ اْلأَسْوَدِ
(=yang mana)    (=pena yang mana kau suka?)    (=aku suka pena yang hitam)
        
مَتَى    مَتَى تَذْهَبُ ؟    أَذْهَبُ غَدًا
(=kapan)    (=kapan engkau pergi?)    (=aku pergi besok)
        
أَيْنَ    أَيْنَ تَذْهَبُ ؟    أَذْهَبُ إِلَى الْقَرْيَةِ
(=dimana)    (=dimana engkau pergi?)    (=aku pergi ke kampung)
        
كَيْفَ    كَيْفَ تَذْهَبُ ؟    أَذْهَبُ بِالْحَافِلَةِ
(=bagaimana)    (=bagaimana engkau pergi?)    (=aku pergi dengan bus)
        
كَمْ    كَمْ يَوْمًا تَذْهَبُ ؟    أَذْهَبُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ
(=berapa)    (=berapa hari engkau pergi?)    (=aku pergi selama tiga hari)
        
لِمَاذَا / لِمَا    لِمَاذَا تَأَخَّرْتَ ؟    الطَّرِيْقُ مُزْدَحِمَةٌ
(=mengapa)    (=mengapa kau terlambat?)    (=jalanan macet)
        
لِمَ    لِمَ سَأَلْتَ ذَلِكَ ؟    حَقِيْقَةً لاَ أَفْهَمُ
(=kenapa)    (=kenapa kau bertanya itu?)    (=sungguh aku tidak paham)
        
لِمَنْ    لِمَنْ هَذَا الْقَلَمُ ؟    هَذَا قَلَمُ أَحْمَدِ
(=punya siapa)    (=kepunyaan siapa pena ini?)    (=ini pena Ahmad)